Minggu, 18 Desember 2011

Berburu matahari terbit di Lautan Pasir Bromo

Hawa dingin menusuk sampai ke tulang, menyambut kami di dini hari itu. 
Ketika kami tiba di kawasan Pegunungan Bromo, Pasuruan Jawa Timur. Tepatnya di  Hotel Cafe Lava, yang sudah kami pesan sebelumnya hasil pencarian via mbah Google, maklum kami datang tepat di musim liburan jadi harus booking dulu untuk kepastian adanya kamar. Perjalanan 18 jam dari Bandung, menyisakan penat dan kantuk yang membutuhkan tempat untuk merebahkan diri, meluruskan badan. Hanya 2 jam kami beristirahat, karena untuk berburu sunrise jam 4 pagi kami harus bangun dan bersiap-siap menuju Penanjakan. 
Penanjakan ini merupakan bukit yang berseberangan dengan Kawah Bromo, yang merupakan spot terbaik untuk melihat hamparan lautan pasir beserta pegunungan yang menjadi latar belakangnya, yaitu Gunung Batok, Kawah Bromo dan Gunung Semeru yang menjadi latar belakangnya.


Oh ya sebagai informasi, Gunung Bromo merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, terletak di perbatasan 4 kabupaten; Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang Jawa Timur. Gunung Bromo adalah gunung berapi yang masih aktif, dengan ketinggian mencapai 2.392 dpl. Dalam kondisi normal, kawahnya bisa didaki langsung ke tepinya dengan menaiki anak tangga yang berjumlah 249 buah. Terdapat lautan pasir yang mengelilingi kawah Bromo yang sebetulnya merupakan kaldera hasil letusan Gunung Tengger purba, luasnya mencapai 5250 Ha, berbentuk lingkaran dengan garis tengah yang terpanjang mencapai 8 km.

Awal perjalanan dari Hotel Cafe Lava kami tempuh dengan naik jeep 4x4 (Toyota Hard Top) sewaan , dari hotel menuju pelataran parkir di kaki bukit tempat terakhir mobil diperbolehkan kurang lebih 2 km (catatan : harga sewa jeep berbeda-beda tergantung orang yang menawarkan - pihak hotel memberi tarif Rp350ribu, untuk sewa dari subuh sampai jam 10 pagi,- calo menawarkan Rp 300ribu, -supirnya langsung-kalau punya kenalan- Rp 250ribu). Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menempuh jalan tanah sepanjang 500m - kami memilih untuk naik kuda (dengan bayar Rp 50ribu untuk 1 kuda), karena anak2 masih ngantuk untuk berjalan kaki. 
Jalan di Penanjakan, Bromo yang lebih mudah ditempuh dengan berkuda
Terakhir, kami memang harus berjalan kaki karena kuda dilarang untuk masuk ke jalanan bertangga sepanjang kira-kira 200 meteran, menuju spot yang strategis untuk melihat pemadangan lautan pasir dari ketinggian


Deretan anak tangga menuju Penanjakan


Anak tangga yang berjumlah 249 buah  menuju bibir kawah Bromo


LATEST POSTS