Sawai, negeri eksotis di Maluku


Sawai adalah salah desa kecil yang terletak  di kecamatan Seram Utara, kabupaten Maluku Tengah, Indonesia.. secara geografis  Desa Sawai masuk dalam kawasan Taman Nasional Manusela, dengan 5 anak dusun : Masihulang, Rumaolat, Besi, Opin dan Olong
Dari Tulehu port Ambon saya berangkat dengan fast boat pukul 8 pagi.  Sampai di Amahai port, saya menumpang mobil temannya Mike  yang kebetulan akan menuju ke Masohi ( ibukota kabupaten Maluku Tengah) dan menunggu mobil didepan MAPLAZ (Masohi Plaza) yang akan membawa ke Sawai.

Ada 2 rute yang bisa ditempuh  untuk sampai ke desa Sawai, yang pertama : Rute  Masohi – Dusun Saka sekitar 2 Jam perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan Long Boat sekitar 30 menit untuk mencapai Sawai. Rute kedua : Masohi – Sawai dengan rute melalui pegunungan yang disebut SS sekitar 4 Jam.  Untuk mencapai Sawai saya memilih melalui rute kedua.  Mobil yang digunakan bukan mobil jelek, tapi Avansa, cukup nyaman untuk perjalanan 4  jam.  Gunung SS tidak begitu menakutkan menurut saya. saya bertemu beberapa orang lokal setempat didalam mobil tersebut. Perjalanan cukup menyenangkan, kami mengobrol panjang lebar mengenai kondisi Masohi dan Sawai belakangan ini. Sesekali mobil berhenti untuk menunjukan tempat-tempat indah, yang sayang sekali sore itu tertutup kabut.

Menjelang senja ketika kami tiba di Desa Sawai, jantung saya seperti berhenti berdetak, ketika tiba-tiba saya melihat dari atas bukit dengan jalan menurun sebuah desa ditepi lekukan masuk menyerupai teluk.. samar-samar terdengar adzan maghrib. . saya berteriak girang, betapa beruntungnya saya..!! “selamat datang di sawai, “ kata Mike.
Mike sudah melakukan reservasi beberapa hari sebelum kami datang. Suasana penginapan sepi, hanya terlihat seorang bule yang sedang asik membaca novel berbahasa Indonesia, yang belakangan akan menjadi teman nongkrong kami. Dia bernama Brian Kraft.  Penginapan ini dibangung di atas laut, dengan tema rumah  panggung. Bapak Ali termasuk salah seorang penggiat pariwisata di Desa Sawai. Penginapan ini dibangun sejak Tahun 1990. Justru banyak dikunjungi dan cukup terkenal dimata wisatawan asing. Namun jarang ada wisatawan domestic.  Orang Indonesia sepertinya lebih suka berpergian keluar negeri, daripada mengenal keindahan Negara sendiri.  Jadi ga heran kalo saya adalah pengunjung domestic kesekian (bisa dihitung dengan jari kaki dan tangan ).
Desa sawai, desa yang bersih. Tidak ada sampah berserakan disana sini, semua rapih dan bersih. Sepanjang mata memandang terhampar jemuran biji pala dan biji coklat.  Ditengah desa ada sumber mata air, air payau (setengah asin, setengah tawar) yang membentuk kolam dan air super beningnya membelah desa meluncur ke laut.  oleh penduduk digunakan untuk mandi dan cuci baju. Anak- anak kecil lincah  melompat dan berenang. Di dekat sumber mata air payau ini, ada pembangkit listrik tenaga air, yang membantu mengaliri listrik untuk  warga. Di desa ini, listrik hanya ada mulai jam 6 sore sampai jam 11 malam.. Di tengah desa ada Masjid yang berdiri kokoh, dengan halaman luas.  2 sekolah dasar di desa ini, satu ditengah desa, berhadapan dengan Masjid, dan satu lagi ada diujung desa, diatas bukit. Indah sekali berdiri di SD diatas bukit dan memandang desa Sawai. Sebelah utara kita bisa melihat puncak hatu sukun hijau rimbun penuh pohon, sebelah selatan jajaran biru lautan indah memukau mata.

Pemandangan luar biasa yang disuguhkan bikin mata susah berkedip. Sungai Salawai yang mirip amazone, Tebing-tebing, air laut yang hangat, gunung-gunung yang terlihat biru yang sembunyi malu-malu dibalik awan. Pokoknya mantab dan top markotop…!!
 Apa saja yang bisa di nikmati  di sini, selain snorkeling atau diving di beberapa spot indah:
1. Rumah Pohon (Bird Watching) di Dusun Masihulang
2. Sungai Salawai untuk menikmati burung-burung di sepanjangan aliran sungai   dan buaya liar di sungai yang mirip dengan Amazone ini.
3. Pulau Kelelawar dan Gua Bawah laut
4. Pulau Kecil Sapalewa yang tidak ada penghuninya. Bisa menikmati ikan bakar disana.. nyuummm..

Untuk informasi lebih lanjut (sewa boat + tour ke rumah pohon) dapat dibicarakan dengan Bapak Ali ( 082111181137) pemilik penginapan Lisar Bahari.  Tapi jangan cepat putus asa, jika saat menghubungi bapak Ali agak-agak syusah, soalnya di Desa Sawai sinyal yang paling kencang hanya XL.
 5. Ketika sampai di Bandara Pattimura Ambon, pakailah mobil sewaan untuk menuju Tulehu Port, jangan naik damri bandara, dijamin ga nyampe, alias harus ngoper angkot. Mobil sewaan berkisar Rp. 75.000 -  150.000. tergantung situ pinter2nya nawar.
6. Fast Boat Dari Tulehu Port  ke Amahai Port Rp. 85.000 per orang.
7. Amahai port – Masohi naik ojek Rp. 5.000 sekitar 15 menit.
8. Dari Masohi – Sawai Rp. 125.000 per orang
9. Penginapan Lisar bahari Rp. 200.000 per malam, per orang. Udah include 3 kali makan, snack , plus kopi, Teh, Gula, dan air panas tidak bergeser dari meja. Makanannya enak banget looh..!! porsinya tidak dibatasi, alias disajikan seperti dirumah sendiri.
10. Nah, estimasi pulang sama dengan estimasi pergi, yaaaa….

Komentar

Postingan Populer